NON-PUSTAKAWAN DAN KINERJA LAYANAN PERPUSTAKAAN
A. Pengertian Non
Pustakawan
Non
pustakawan adalah tenaga pengelola perpustakaan yang secara teknis mendukung
pelaksanaan fungsi perpustakaan, misalnya tenaga teknis computer dan tenaga
teknis audio visual.[1]
Selain itu, tenaga administrasi perpustakaan juga termasuk kedalam tenaga
pengelola perpustakaan. Tenaga administrasi (pendukung perpustakaan) yaitu
tenaga kerja yang bertugas melaksanakan: sekretariat, keuangan, kepegawaian,
perlengkapan dan rumah tangga.[2]
Dapat
dipahami bahwa tenaga non-pustakawan merupakan tenaga pengelola perpustakaan
yang tidak memiliki latar belakang pendidikan maupun pelatihan dalam bidang Ilmu
Perpustakaan, Informasi dan Dokumentasi. Biasanya non-pustakawan terdiri dari
tenaga teknis dan tenaga administrasi yang sekurang-kurangnya berpendidikan
minimal SMA (Sekolah Menengah Atas).
B.
Tugas
Non-Profesional Dan Profesional Perpustakaan
1 1. Tugas-Tugas
Non-Profesional
Tugas yang bersifat non-profesional di
perpustakaan adalah tugas yang dilakukan oleh mereka yang tidak memperoleh
pendidikan khusus kepustakawanan dalam bidang perpustakaan. Contohnya:
administrasi umum, manajemen kepegawaian , hubungan masyarakat, dan
sebagainya.[3]
a. Teknisi Perpustakaaan
Pekerjaan teknisi
perpustakaan berhubugan dengan media elektronik seperti computer. Kegiatan
kerja teknisi perpustakaan diantaranya sebagai berikut:
1.
Memperbaiki kerusakan software
perpustakaan
2.
Memperbaiki jaringan komputer jika ada
masalah
3.
Menginstal windows jika rusak
b b. Tata Usaha
Pekerjaan
Tata Usaha merupakan seluruh kegiatan pengurusan surat-menyurat untuk
kepentingan perpustakaan. Kegiatan kerjanya yaitu sebagi berikut:
1. Menetapkan pedoman format pembuatan surat.
2. Menetapkan sistem keluar masuk surat.
3. Menetapkan sistem penyimpanan surat.
4. Melaksanakan pembuatan surat dan dokumen sesuai
dengan pedoman.
5. Melaksanakan kearsipan dan menyusun laporan.
6. Melaksanakan dan mengatur kegiatan hubungan
masyarakat menurut pedoman.
c c. Perlengkapan
Perlengkapan mencakup
pengadaan perlengkapan, termasuk barang habis terpakai, dan perabot
perpustakaan yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya masing-masing. Kegiatan
kerja diantaranya yaitu:
1. Membuat perencanaan akan kebutuhan perlengkapan dan
perbot perpustakaan, baik dalam arti kualitas maupun kuantitas.
2. Membuat perencanaan bentuk, ukuran, model, dan bahan
untuk setiap jenis perlengkapan dan perabot perpustakaan yang sesuai.
3. Melaksanakan pencatatan keluar masuknya perlengkapan
dan perabot perpustakaan.
4. Melaksanakan pengadaan dan pengecekan keluar
masuknya perlengkapan.
d. Keuangan
Keuangan berupa seluruh
pengurusan administrasi keuangan perpustakaan yang meliputi pengadaan,
penjabaran dan pemakaian sampai dengan pertanggung jawabannya. Kegiatan kerja
keuangan diantaranya, yaitu:
1. Melaksanakan pengadaan anggaran keuangan dari pos
yang telah ditentukan.
2. Melaksanakan pembagian pemakaian keuangan yang telah
ditetapkan.
3. Melaksanakan adaministrasi pertanggung jawaban
keuangan.
e e. Kepegawaian
Kepegawaian meliputi
pengurusan tenaga kerja di perpustakaan untuk menjaga potensi maksimal dan
kesejahteraan tenaga kerja perpustakaan guna stabilitas kegiatan perpustakaan.
Kegiatan kerja kepegawaian diantaranya yaitu:
1. Membuat perencanaan system pengembangan tenaga kerja
perpustakaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
2. Membuat perencanaan system pembinaan kesejahteraan
tenaga kerja perpustakaan.
3. Melaksanakan admistrasi gaji, tunjangan dan tambahan
pendapatan lainnya bersama-sama denga sub bagian keuangan.
4. Melaksanakan pemenuhan kebutuhan tenaga kerja untuk
peningkatan kesejahteraan lahir dan batin.
f. f. Kerumahtanggaan
Kerumahtanggaan
merupakan kegiatan-kegiatan mengurusi pemeliharaan, pembersihan dan
perpanjangan sarana fisik perpustakaan. Kegiatan kerja diantaranya yaitu:
1. Memelihara, membersihkan dan menjaga perlengkapan
dan perabot perpustakaan.
2. Memelihara, membersihkan dan menjaga sarana ruangan
dan atau gedung perpustakaan serta halaman.
Dari
uraian di atas, dapat dipahami bahwa tugas non-pustakawan adalah untuk
mendukung kegiatan layanan perpustakaan. Tugas
non pustakawan berkecimpung dengan pekerjaan tanpa ada ciri sebagai
professional, tidak berperan serta dalam jasa tetapi hanya menyelesaikan
tugasnya tanpa mementingkan kepentingan orang lain/tidak berorientasi kepada
kebutuhan pemustaka.
2 2. Tugas-Tugas Profesional Perpustakaan
Pada hakikatnya, tugas
professional perpustakaan dapat dilakukan oleh tenaga profesi atau lebih
dikenal dengan pustakawan. Berikut ini merupakan tugas-tugas yang menuntut
pelaksanaan secara professional:
a.
Riset dan studi dalam rangka
pengembangan dan peningkatan ilmu perpustakaan.
b.
Seleksi pustaka baik untuk koleksi,
bibliografi, maupun pangkalan data, menuntut pengetahuan yang tinggi.
c.
Penciptaan alat kontrol bagi informasi
yang memungkinkan penemuan kembali informasi tersebut secara cepat dan tepat. Dengan
kata lain pemrosesan pustaka dan organisasinya menuntut penciptaan sistem yang
baik. Sistem akan selalu berkembang dengan semakin meningkatnya Iptek, semakin
banyaknya jenis informasi, dan semakin beraneka ragamnya kebutuhan para
pemakai.
d.
Bimbingan kepada para pemakai serta
penyelenggaraan jasa informasi. Pekerjaan ini memerlukan berbagai tingkat
pengetahuan profesional sesuai dehgan kebutuhan para pemakai. Mulai dari
pertanyaan atau persoalan sederhana sampai dengan yang rumit.[10]
Secara rinci, tugas-tugas
profesional yang umum dilaksanakan di perpustakaan di antaranya yaitu:
a a. Pembinaan
Koleksi
1.
Menetapkan standar
kebutuhan akan koleksi dan menetapkan skala prioritas.
2.
Membuat perencanaan
pembelian koleksi.
3.
Menetapkan
kebijaksanaan dalam tukar-menukar koleksi.[11]
b b. Pengolahan
Koleksi
1. Menetapkan macam dan ukuran kolom dalam buku inventaris.
2. Menetapkan letak pengecapan tanda milik perpustakaan.
3. Menetapkan sistem klasifikasi yang akan
dipergunakan.
4. Menetapkan panjang pendeknya notasi.
5. Menuliskan notasi pada setiap koleksi bahan pustaka.
6. Menetapkan system katalog yang dipergunakan.
7. Menetapkan macam katalog yang akan disajikan.
8. Menetapkan macam dan tempat penempelan label.
9. Menetapkan pedoman penyusunan katalog.
c c. Pemeliharaan
Koleksi
1. Menetapkan metode pengawetan koleksi bahan pustaka
2. Menetapkan kriteria koleksi bahan pustaka yang
dianggap rusak
3. Menetapkan system pengawasan dan penjagaan akan
keutuhan koleksi bahan pustaka.
d d. Sirkulasi
Koleksi
1. Menetapkan sistem peminjaman dan pengembalian
koleksi bahan pustaka yang sesuai.
2. Menetapkan macam dan ukuran format kartu-kartu yang
digunakan.
3. Menetapkan pedoman prosedur pencatatan dalam
peminjaman dan pengembalian.
4. Menetapkan waktu, tata ruang dan tata tertib dalam
peminjaman dan pengembalian
e e. Pelayanan
Referens
1. Menjawab pertanyaan-pertanyaan pemakai yang berupa
jenis pertanyaan referens
2. Membantu pemakai dalam mempergunakan koleksi
referens.
3. Merencanakan sistem pelayanan referens yang akan
disajikan kepada pemakai.
4. Merangsang pemakai untuk menggunakan koleksi
referens secara tepat guna dan tepat sasaran.
5. Menyelenggarakan pameran perpustakaan
f. Pendidikan
Pemakai
1. Membuat perencanaan penyampaian bahan, metoda,
teknik dan sasaran usaha bimbingan pemakai.
2. Menetapkan tingakatan dan system penyampaian
bimbingan yang sesuai.
3. Menetapkan dan mengatur waktu pemberian bimbingan
dan pendidikan kepada pemakai.
Berdasarkan pemaparan
di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas profesional perpustakaan dilakukan oleh
pustakawan yang memenuhi syarat sebagai tenaga profesional. Tujuan utama dari
tugas-tugas yang dilakukan adalah untuk mendayagunakan berbagai macam produk
informasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap pemustaka.
C. Kinerja Layanan Perpustakaan
Kinerja adalah
hasil kerja secara kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugas dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja juga
merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan hasil strategis
organisasi kepuasan konsumen dan
memberikan kontribusi pada ekonomi.[14] Veithzal Rivai dan Basri, menyatakan
pengertian kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas-tugasnya.[15]
Sedangkan Wirawan menyebutkan konsep kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya
dalam Bahasa Inggris adalah performance. Kinerja
adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator
suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. [16]
Dapat
disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang atau
kelompok orang dalam waktu tertentu sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang
dilaksanakannya dalam upaya pencapaian tujuan dan prestasi kerja.
Kinerja
layanan perpustakaan dapat dilihat dari layanan teknis dan layanan publik.
1.
Layanan
Teknis
Layanan
teknis yaitu kegiatan kerja yang
dilakukan untuk melaksanakan pelayanan informasi dalam program pelayanan
teknis, yang terdiri atas kegiatan kerja pengadaan, inventarisasi, klasifikasi,
katalogisasi dan pemeliharaan koleksi.[17] Layanan
teknis perpustakaan meliputi kegiatan:
a. Pemilihan
Koleksi/Seleksi
Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengadakan seleksi/pemilihan bahan
pustaka, antara lain:
1. Pilihan
disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pemakai perpustakaan dan tidak
bertentangan dengan tujuan dan fungsi perpustakaan.
2. Dipilih
untuk para pemakai. Dihindari jangan sampai pemilihan terlalu dipengaruhi oleh
selera pribadi pustakawan atau sekelompok orang saja.
3. Membawa
manfaat kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa baik yang bersifat informative,
inspiratif maupun rekreatif.
4. Bahan
yang dipilih memenuhi syarat/kualitas pustaka yang baik, antara liai otoritas
pengarang, reputasi pengarang, penerbit, daftar isi, penyajian, susunan
karangan, edisi, fisik buku dan lain-lain.[18]
b.
Pengadaan Koleksi
Pengadaan
bahan pustaka merupakan salah satu bidang kegiatan perpustakaan yang mempunyai
tugas mengadakan dan mengembangkan semua jenis koleksi bahan pustaka.[19]
Usaha pengadaan koleksi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,yaitu:
pembelian, tukar menukar dan hadiah.
1.
Pembelian, pemesanan
langsung dapat dilakukan ke toko buku atau memesan ke penerbit.[20]
2.
Tukar Menukar, bahan
pustaka tertentu tidak dapat dibeli di toko buku, tetapi hanya dapat diperoleh
melalui pertukaran. Cara tukar menukar bahan pustaka dapat ditempuh dengan cara
berikut:
a. Menyusun
daftar bahan pustaka duplikasi atau yang sudah tidak diperlukan lagi sebagai
penawaran.
b. Mengirimkan
penawaran kepada perpustakaan-perpustakaan yang dinilai mempunyai koleksi yang
sesuai dengan bahan pustaka.
c. Jika
dapat diterima, mengirimkan jawaban persetujuan bahwa tukar menukar dapat
dilaksanakan.
d.
Setelah menerima bahan
pertukaran, masing masing perpustakaan mengolahnya sesuai dengan prosedur
penerimaan dan inventarisasi.[21]
3. Hadiah,
hadiah dapat diperoleh dari departemen/instansi pemerintah atau swasta,
perseorangan, sebagai kenang-kenangan, tanda terimakasih dan lain-lain.[22]
c. Inventarisasi
Inventarisasi merupakan kegiatan
mencatat koleksi bahan pustaka sebagai bukti bahwa koleksi tersebut menjadi
milik perpustakaan yang bersangkutan. Untuk pelaksanaan kegiatan ini digunakan
beberapa perlengkapan , ialah buku inventaris, cap inventaris dan cap
perpustakaan.[23]
Cara kerja inventarisasi meliputi kegiatan:
1. Pemeriksaan,
pemeriksaan bahan pustaka dapat dimulai dari memeriksa kondisi bentuk fisiknya
apakah baik atau cacat, kesesuaian antara jumlah judul dan eksemplar yang
dipesan dengan yang diterima, serta kelengkapan isinya apakah ada halaman yang
kosong dan apakah kualitas pencetakannya sudah sesuai
2. Pengelompokkan, pengelompokkan
dilakukan dengan mengelompokkan bahan pustaka yang telah diperiksa tadi ke
dalam bidang-bidang umum, misalnya dikelompokkan berdasarkan judul.
3. Pengecapan, pengecapan
stempel kepemilikan dan stempel inventaris dilakukan atas bahan pustaka yang
dikelompokkan tadi, pada halaman atau bagian tertentu dari bahan pustaka
tersebut. Pada umumnya, minimal tiga cap
kepemilikan dibubuhkan pada setiap bahan pustaka. Misalnya pada halaman judul,
halaman tertentu di tengah-tengah (contohnya dicap di halaman 17 atau 27 pada
bahan pustaka), dan halaman terakhir. Sedangkan, satu cap inventaris dibubuhkan
pada setiap halaman judul
4. Pencatatan, semua bahan
pustaka yang masuk ke perpustakaan atau yang telah diputuskan menjadi milik
perpustakaan harus dicatat pada buku, baik itu buku induk atau langsung dicatat
di komputer. Pencatatan ini dapat dipisahkan menurut jenis bahan informasinya.
Sebagai contoh, inventaris buku paket, buku fiksi/non fiksi, majalah, CD,
referensi, jurnal, peta/atlas, dan sebagainya. Informasi-informasi pada bahan
pustaka yang harus dicatat pada buku induk atau komputer minimal terdiri dari
nomor urut, tanggal pencatatan, nomor inventaris, asal bahan pustaka,
pengarang, judul, impresum, dan keterangan tambahan.[24]
d.
Klasifikasi/Penomoran,
Klasifikasi
adalah
kegiatan mengelompokkan koleksi bahan pustaka dengan memberikan notasi
(kode-kode klasifikasi) sesuai dengan system tertentu.[25]
Sistem klasifikasi yang umum
digunakan adalah Decimal Dewey
Classification (DDC). Sistem ini
mengelompokkan bahan pustaka berdasarkan subyek dengan notasi angka
persepuluhan. Pengelompokkan pertama disebut kelas utama dengan 10 kelompok
(000-900). Kemudian, masing-masing kelompok pada kelas utama ini dibagi lagi
menjadi subyek yang lebih kecil yang disebut divisi (000-990). Dari subyek yang
kecil ini, dibagi lagi menjadi subyek yang lebih kecil yang disebut subdivisi
(000-999).[26]
e. Pelabelan
dan Penyampulan
Pelabelan
adalah kegiatan pemasangan kelengkapan bahan pustaka sebagai identitas buku
seperti label buku, dan lembaran tanggal kembali. Dengan demikian sebelum label
ditempelkan pada punggung buku, terlebih dahulu diisi dengan nomor penempatan
buku yang memuat keterangan nomor kelas, tiga huruf nama pengarang utama dan
satu huruf pertama judul. Label tersebut kemudian ditempelkan pada punggung
buku kira-kira 2,5 cm dari bawah dalam posisi buku berdiri. Sedangkan lembaran
berguna untuk mengetahui tanggal berapa buku tersebut akan dikembalikan ke
perpustakaan. Di samping itu, ada kegiatan lain yang harus dilakukan yakni
penyampulan buku. Hal ini dilakukan agar buku terlihat bersih dan rapi.[27]
f.
Katalogisasi
Katalogisasi merupakan proses
mengkatalog bahan pustaka. Katalog
adalah daftar informasi pustaka atau dokumen yang ada di perpustakaan atau toko
buku maupun penerbit tertentu.[28]
Katalog adalah daftar atau
susunan data, baik secara manual maupun elektronis mengenai buku-buku
atau bahan pustaka lainnya yang dimiliki oleh perpustakaan. Katalog
perpustakaan terbagi atas katalog buku, katalog berkas (katalog berupa kumpulan
kertas), katalog kartu (katalog berukuran 7,5 cm x 12,5 cm, yang dijajarkan
dalam laci katalog), katalog komputer/OPAC (katalog yang terbacakan computer). Katalog
dibentuk menurut aturan tertentu yaitu berpedoman pada AACR2 (Anglo American
Cataloguing Rules Second Edition).[29]
Cara kerja katalogisasi yaitu:
1.
Menentukan tajuk entri utama (main entry)
2.
Menyusun deskripsi bibliografis/deskripsi
fisik, terdiri atas judul, penanggung jawab, keterangan edisi, impresium
(tempat terbit, penerbit, tahun terbit), keterangan seri, catatan, ISBN.
3.
Membuat jejakan (khusus
katalog bentuk kartu).
4. Pencantuman nomor panggil buku.[30]
g.
Shelving/Menyusun Bahan Pustaka
Bahan pustaka yang sudah selesai
diolah dan siap dipakai dapat disusun pada rak-rak buku, rak majalah, rak
kamus, rak atlas, atau rak surat kabar dan lain sebagainya. Penyusunan buku
dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Buku disusun menurut urutan nomor kelas mulai dari yang terkecil
sampai dengan yang terbesar.
2. Disusun menurut alfabetis, 3 huruf pertama nama pengarang dan satu
huruf pertama dari judul.
Berdasarkan uraian di atas,
dapat dipahami bahwa layanan teknis perpustakaan merupakan kegiatan perpustakaan
dalam menyediakan, mengolah dan menyusun bahan pustaka agar dapat disajikan
kepada pemustaka sehingga bahan
pustaka tersebut dapat bermanfaat bagi mereka. Pengadaan bahan pustaka meliputi kegiatan seleksi bahan pustaka, pengadaan
(diperoleh melalui pemesanan/pembelian, tukar menukar dan hadiah), penerimaan
koleksi dan pemberian stempel. Melalui kegiatan
pengadaan bahan pustaka tersebut, perpustakaan berusaha menghimpun bahan
pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan baik itu koleksi seperti buku,
majalah, jurnal, surat kabar, brosur dan koleksi non cetak seperti kaset, audio
visual, mikrofilm, mikrofis, piringan hitam, video kaset, CD ROM dan lain lain.
Kegiatan pengolahan terdiri
dari kegiatan inventarisasi, klasifikasi, pelabelann, katalogisasi dan shelving
(penyusunan buku ke rak koleksi).
Beberapa ketrampilan kerja yang harus
dimiliki dalam pelayanan teknis adalah sebagai berikut:
1. Mampu mengidentifikasi, menggali dan
mengevaluasi kebutuhan pemustaka (pengadaan berorientasi pada kebutuhan
pemustaka).
2. Mampu melakukan klasifikasi, katalogisasi,
pengindeksan maupun shelving bahan pustaka sesuai dengan aturan dan pedoman
yang telah ditetapkan.
3. Mampu beradaptasi dengan Teknologi
Informasi (TI). Di era digital, pengadaan koleksi tidak lagi hanya terbatas pada koleksi
dalam bentuk tercetak tetapi juga koleksi dalam bentuk elektronik yang hanya
dapat di akses secara online seperti database jurnal dan koleksi buku online.
4. Mampu menjalin kemitraan antar
perpustakaan. Tujuan kemitraan adalah agar memperoleh
informasi dari perpustakaan lain. Hal ini dilakukan karena tidak mungkin suatu
perpustakaan akan memenuhi seluruh kebutuhan informasi pemustaka selain dengan
cara kerja sama.
5. Memiliki ketrampilan bahasa asing, karena koleksi atau informasi yang
tersedia tidak hanya ada dalam satu bahasa saja. Ketrampilan bahasa asing juga
dapat mempermudah hubungan international.[32]
2.
Layanan Publik
Layanan publik perpustakaan merupakan aktifitas perpustakaan
dalam memberikan jasa layanan
kepada pengguna perpustakaan, khususnya kepada anggota perpustakaannya.[33]
Layanan publik merupakan media penting bagi para
pengelola perpustakaan untuk memberikan kemudahan pemustaka dalam memperoleh
informasi yang dibutuhkan. Jumlah jenis atau macam layanan publik perpustakaan yang dapat
diberikan kepada pemustaka sesungguhnya
cukup banyak, tetapi layanan publik yang umum dilaksanakan di perpustakaan
adalah layanan sirkulasi dan referensi.
1. Pelayanan Sirkulasi
Pelayanan peminjaman atau sirkulasi adalah kegiatan dalam memberikan
pelayanan peminjaman kepada para peminjam bahan-bahan pustaka di perpustakaan.[34]
Sirkulasi koleksi berupa kegiatan pelayanan pencatatan dalam pemanfaatan dan
penggunaan koleksi bahan pustaka dengan tepat guna dan tepat waktu untuk
kepentingan pemakai.
2. Pelayanan Referensi
Pelayanan referensi merupakan satu sisi dari pelayanan perpustakaan.
Aktifitasnya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan kesatuan dari pelayanan
perpustakaan secara keseluruhan.[35]
Pelayanan referensi merupakan pelayanan perpustakaan
yang dapat memberikan penjelasan informasi dalam hal tertentu. Dalam pelayanan ini terdiri dari
kegiatan pelayanan informasi dan bimbingan.
Dapat disimpulkan bahwa layanan publik merupakan ujung tombak dari kegiatan
layanan perpustakaan, dimana pihak
perpustakaan memberi keleluasaan kepada pemustaka untuk mengakses informasi
yang tersedia sehingga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Beberapa ketrampilan kerja yang harus dimiliki dalam pelayanan publik
adalah sebagai berikut:
1.
Mampu melakukan temu kembali
informasi secara cepat dan tepat.
2.
Mampu memberi peminjaman
dokumen yang tepat waktu dan tepat guna.
3.
Mampu memberikan jawaban kepada
setiap permintaan dalam waktu relatif singkat dengan benar (responsive).
4.
Memiliki pengetahuan mengenai
sumber-sumber informasi.
5.
Dapat memperkenalkan bagaimana
cara memanfaatkan perpustakaan kepada pemustaka.
6.
Mampu membimbing pemakai dalam
memilih bacaan yang tepat.
7.
Memiliki
kemampuan berkomunikasi sehinga dapat dengan mudah mengidentifikasi keperluan
pengguna informasi,
8.
Mampu menjamin kerahasian bahan
pustaka yang dipinjam.
9.
Menanamkan sikap luhur, seperti
ramah, jujur, sopan dan bersahabat.[36]
DAFTAR PUSTAKA
Abdur
Rahman Saleh dan Janti G. Sujana, Pengantar
Kepustakaan, Jakarta: Sagung Seto, 2009.
Arief
Furqan, Buku Pedoman Perpustakaan Dinas Departeman
Agama R. I, Jakarta: Departemen Agama R. I, 2007.
Arifuddin,
Tugas Non-professional Perpustakaan, http://www.pemustaka.com/kategori/artikel-perpustakaan/page/30, diakses
20 oktober 2013.
Ariful, Sumber Daya Perpustakaan, Jakarta: Sagung Seto, 1994.
Ante
Drajat, Buku Pedoman Perpustakaan ,
Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005.
Blasius
Sudarsono, Pustakawan Cinta dan Teknologi,
Jakarta:ISIPII, 2009.
Blasius
Sudarsono, Pustakawan Sebagai Tenaga Profesional Dan Jabatan Fungsional
Pustakawan, http://www.pdii.lipi.go.id/baca/index.php/baca/article/viewFile/14/13, diakses
2 Mei 2014
Dian
Wulandari, Ketrampilan Dalam Layanan
Teknis http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=2,
diakses 28 November 2013.
Dody
A. Tisna Amidjaja, Pedoman Umum
Perpustakaan Perguruan Tinggi, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1979.
Fathmi,
Pedoman Teknis Layanan Perpustakaan, Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 2003.
Kartika, Klasifikasi dan Katalogisasi,
http://kartika-s-n
fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37859-hardskill%20-KLASIFIKASI%20DAN%20KATALOGISASI%20.html,
diakses 21 oktober 2013.
Larasrati
Milburga,dkk., Membina Perpustakaan
Sekolah, Yogyakarta: KANISIUS, 1986.
Listariono,
Katalogisasi Bahan Pustaka, http://library.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdflistriono/listariono%20-%20katalogisasi%20bahan%20pustaka.pdf,
diakses 21 oktober 2013.
Muarifah,
Tenaga Kerja Perpustakaan Umum, Jakarta:
Ikatan Pustakawan Indonesia, 2007.
Pawit
M. Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Jakarta:
Kencana, 2005.
Saldinah,
Dien, Katalogisasi Sebuah Pengantar, Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987.
Syihabuddin
Qalyubi, dkk., Dasar-Dasar Ilmu
Perpustakaan dan Informasi, Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007.
Veithzal
Rivai, Performance Appraisal: Sistem Yang
Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Wibowo, Manajemen Kerja, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007.
Wirawan,
Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori
Aplikasi dan Penelitian, Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Yuyu Yulia,
dkk., Pengadaan Bahan Pustaka,
Jakarta: Universitas Terbuka, 1993.
[1] Blasius Sudarsono, Pustakawan Cinta dan Teknologi, (Jakarta:ISIPII,
2009), hlm. 258.
[2] Muarifah, Tenaga Kerja Perpustakaan Umum, (Jakarta:
Ikatan Pustakawan Indonesia, 2007), hlm. 4.
[3]Arifuddin, Tugas Non-professional
Perpustakaan, http://www.pemustaka.com/kategori/artikel-perpustakaan/page/30,
(diakses 20 oktober 2013)
[5] Dody A. Tisna
Amidjaja, Pedoman Umum Perpustakaan
Perguruan Tinggi, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979),
hlm. 20.
[7] Ibid, hlm. 22.
[8] Ibid, hlm. 22.
[9] Ibid, hlm. 23.
[10] Blasius Sudarsono, Pustakawan Sebagai Tenaga
Profesional Dan Jabatan Fungsional Pustakawan, http://www.pdii.lipi.go.id/baca/index.php/baca/article/viewFile/14/13, (diakses 2 Mei 2014)
[11] Dody
A. Tisna Amidjaja, Pedoman…, hlm. 16
[12] Ibid, hlm. 16-17
[13] Ibid, hlm. 18-19.
[14]Wibowo, Manajemen Kerja, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.
7.
[15]Veithzal Rivai, Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat
Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 14.
[16]Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori
Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hlm. 5.
[17] Ante Drajat, Buku Pedoman Perpustakaan , (Yogyakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2005), hlm. 4.
[18] Larasati
Milburga,dkk., Membina Perpustakaan
Sekolah, (Yogyakarta: KANISIUS, 1986), hlm. 73-75.
[19] Yuyu Yulia, dkk., Pengadaan Bahan Pustaka, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 1993), hlm. i.
[20] Larasati Milburga, Membina…, hlm. 75-76.
[21] Syihabuddin Qalyubi,
dkk., Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan
Informasi, (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas
Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007), hlm. 94-95.
[22] Larasrati Milburga, Membina…, hlm. 76.
[23] Ibid, hlm. 77-78.
[24] Pawit
M. Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Kencana, 2005), hlm.27.
[25] Dody A. Tisna
Amidjaja, Pedoman…, hlm. 16.
http://kartika-s-n
fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37859-hardskill%20-KLASIFIKASI%20DAN%20KATALOGISASI%20.html,(diakses 21 oktober 2013)
[27] Listariono, Katalogisasi Bahan Pustaka, http://library.um.ac.id/images/stories/pustakawan/pdflistriono/listariono%20-%20katalogisasi%20bahan%20pustaka.pdf, (diakses 21 oktober 2013)
[28] Abdur Rahman Saleh
dan Janti G. Sujana, Pengantar
Kepustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2009), hlm. 55.
[29] Saldinah,
Dien, Katalogisasi Sebuah Pengantar, (Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987), hlm. 128.
[30] Ibid, hlm.129.
[31] Listariono, Katalogisasi…, diakses 21 oktober 2013.
[32] Dian
Wulandari, Ketrampilan Dalam Layanan Teknis http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=2, (diakses 28 November 2013)
[33] Arief
Furqan, Buku Pedoman Perpustakaan Dinas Departeman
Agama R. I, (Jakarta: Departemen Agama R. I, 2007), hlm. 120.
[34]Ibid, hlm. 123.
[35]Ibid, hlm. 123.
[36] Fathmi, Pedoman Teknis Layanan Perpustakaan, (Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003), hlm. 45.