Senin, 26 Oktober 2015

Sri Andayani: Non-Pustakawan dan Kinerja Layanan Perpustakaan

Diposting oleh Sri Andayani di 10/26/2015 02:47:00 AM 0 komentar
NON-PUSTAKAWAN DAN KINERJA LAYANAN PERPUSTAKAAN
         
A.      Pengertian Non Pustakawan
Non pustakawan adalah tenaga pengelola perpustakaan yang secara teknis mendukung pelaksanaan fungsi perpustakaan, misalnya tenaga teknis computer dan tenaga teknis audio visual.[1] Selain itu, tenaga administrasi perpustakaan juga termasuk kedalam tenaga pengelola perpustakaan. Tenaga administrasi (pendukung perpustakaan) yaitu tenaga kerja yang bertugas melaksanakan: sekretariat, keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.[2]
Dapat dipahami bahwa tenaga non-pustakawan merupakan tenaga pengelola perpustakaan yang tidak memiliki latar belakang pendidikan maupun pelatihan dalam bidang Ilmu Perpustakaan, Informasi dan Dokumentasi. Biasanya non-pustakawan terdiri dari tenaga teknis dan tenaga administrasi yang sekurang-kurangnya berpendidikan minimal SMA (Sekolah Menengah Atas).

B.  Tugas Non-Profesional  Dan Profesional Perpustakaan
1     1. Tugas-Tugas Non-Profesional
            Tugas yang bersifat non-profesional di perpustakaan adalah tugas yang dilakukan oleh mereka yang tidak memperoleh pendidikan khusus kepustakawanan dalam bidang perpustakaan. Contohnya: administrasi umum, manajemen kepegawaian , hubungan masyarakat, dan sebagainya.[3]
a. Teknisi Perpustakaaan
Pekerjaan teknisi perpustakaan berhubugan dengan media elektronik seperti computer. Kegiatan kerja teknisi perpustakaan diantaranya sebagai berikut:
1.      Memperbaiki kerusakan software perpustakaan
2.      Memperbaiki jaringan komputer jika ada masalah
3.      Menginstal windows jika rusak
4.      Membuat laporan kerja[4]
b     b. Tata Usaha
Pekerjaan Tata Usaha merupakan seluruh kegiatan pengurusan surat-menyurat untuk kepentingan perpustakaan. Kegiatan kerjanya yaitu sebagi berikut:
1.      Menetapkan pedoman format pembuatan surat.
2.      Menetapkan sistem keluar masuk surat.
3.      Menetapkan sistem penyimpanan surat.
4.      Melaksanakan pembuatan surat dan dokumen sesuai dengan pedoman.
5.      Melaksanakan kearsipan dan menyusun laporan.
6.      Melaksanakan dan mengatur kegiatan hubungan masyarakat menurut pedoman.
7.      Membantu pimpinan dalam tata hubungan kantor.[5]
c       c.   Perlengkapan
Perlengkapan mencakup pengadaan perlengkapan, termasuk barang habis terpakai, dan perabot perpustakaan yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya masing-masing. Kegiatan kerja diantaranya yaitu:
1.      Membuat perencanaan akan kebutuhan perlengkapan dan perbot perpustakaan, baik dalam arti kualitas maupun kuantitas.
2.      Membuat perencanaan bentuk, ukuran, model, dan bahan untuk setiap jenis perlengkapan dan perabot perpustakaan yang sesuai.
3.      Melaksanakan pencatatan keluar masuknya perlengkapan dan perabot perpustakaan.
4.      Melaksanakan pengadaan dan pengecekan keluar masuknya perlengkapan.
5.      Melaksanakan pemeliharaan peralatan dan perabot.[6]

d.  Keuangan
Keuangan berupa seluruh pengurusan administrasi keuangan perpustakaan yang meliputi pengadaan, penjabaran dan pemakaian sampai dengan pertanggung jawabannya. Kegiatan kerja keuangan diantaranya, yaitu:
1.      Melaksanakan pengadaan anggaran keuangan dari pos yang telah ditentukan.
2.      Melaksanakan pembagian pemakaian keuangan yang telah ditetapkan.
3.      Melaksanakan adaministrasi pertanggung jawaban keuangan.
4.      Melaksanakan pencatatan dalam buku kas keuangan yang telah ditetapkan.[7]
e    e.  Kepegawaian
Kepegawaian meliputi pengurusan tenaga kerja di perpustakaan untuk menjaga potensi maksimal dan kesejahteraan tenaga kerja perpustakaan guna stabilitas kegiatan perpustakaan. Kegiatan kerja kepegawaian diantaranya yaitu:
1.      Membuat perencanaan system pengembangan tenaga kerja perpustakaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
2.      Membuat perencanaan system pembinaan kesejahteraan tenaga kerja perpustakaan.
3.      Melaksanakan admistrasi gaji, tunjangan dan tambahan pendapatan lainnya bersama-sama denga sub bagian keuangan.
4.      Melaksanakan pemenuhan kebutuhan tenaga kerja untuk peningkatan kesejahteraan lahir dan batin.
5.      Melaksanakan adminstratif pengangkatan, presensi, kenaikan pangkat.[8]
f.     f. Kerumahtanggaan
Kerumahtanggaan merupakan kegiatan-kegiatan mengurusi pemeliharaan, pembersihan dan perpanjangan sarana fisik perpustakaan. Kegiatan kerja diantaranya yaitu:
1.      Memelihara, membersihkan dan menjaga perlengkapan dan perabot perpustakaan.
2.      Memelihara, membersihkan dan menjaga sarana ruangan dan atau gedung perpustakaan serta halaman.
3.      Memelihara, membersihkan dan menjaga sarana transportasi perpustakaan.[9]
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa tugas non-pustakawan adalah untuk mendukung kegiatan layanan perpustakaan. Tugas non pustakawan berkecimpung dengan pekerjaan tanpa ada ciri sebagai professional, tidak berperan serta dalam jasa tetapi hanya menyelesaikan tugasnya tanpa mementingkan kepentingan orang lain/tidak berorientasi kepada kebutuhan pemustaka.

2    2. Tugas-Tugas Profesional Perpustakaan
Pada hakikatnya, tugas professional perpustakaan dapat dilakukan oleh tenaga profesi atau lebih dikenal dengan pustakawan. Berikut ini merupakan tugas-tugas yang menuntut pelaksanaan secara professional:
a.       Riset dan studi dalam rangka pengembangan dan peningkatan ilmu perpustakaan.
b.      Seleksi pustaka baik untuk koleksi, bibliografi, maupun pangkalan data, menuntut pengetahuan yang tinggi.
c.       Penciptaan alat kontrol bagi informasi yang memungkinkan penemuan kembali informasi tersebut secara cepat dan tepat. Dengan kata lain pemrosesan pustaka dan organisasinya menuntut penciptaan sistem yang baik. Sistem akan selalu berkembang dengan semakin meningkatnya Iptek, semakin banyaknya jenis informasi, dan semakin beraneka ragamnya kebutuhan para pemakai.
d.      Bimbingan kepada para pemakai serta penyelenggaraan jasa informasi. Pekerjaan ini memerlukan berbagai tingkat pengetahuan profesional sesuai dehgan kebutuhan para pemakai. Mulai dari pertanyaan atau persoalan sederhana sampai dengan yang rumit.[10]

            Secara rinci, tugas-tugas profesional yang umum dilaksanakan di perpustakaan di antaranya yaitu:
a    a. Pembinaan Koleksi
1.      Menetapkan standar kebutuhan akan koleksi dan menetapkan skala prioritas.
2.      Membuat perencanaan pembelian koleksi.
3.      Menetapkan kebijaksanaan dalam tukar-menukar koleksi.[11]
b   b. Pengolahan Koleksi
1.      Menetapkan macam dan ukuran kolom dalam buku inventaris.
2.      Menetapkan letak pengecapan tanda milik perpustakaan.
3.      Menetapkan sistem klasifikasi yang akan dipergunakan.
4.      Menetapkan panjang pendeknya notasi.
5.      Menuliskan notasi pada setiap koleksi bahan pustaka.
6.      Menetapkan system katalog yang dipergunakan.
7.      Menetapkan macam katalog yang akan disajikan.
8.      Menetapkan macam dan tempat penempelan label.
9.      Menetapkan pedoman penyusunan katalog.
10.  Menetapkan pedoman penyusunan koleksi di rak.[12]
c    c. Pemeliharaan Koleksi
1.      Menetapkan metode pengawetan koleksi bahan pustaka
2.      Menetapkan kriteria koleksi bahan pustaka yang dianggap rusak
3.      Menetapkan system pengawasan dan penjagaan akan keutuhan koleksi bahan pustaka.
d    d.   Sirkulasi Koleksi
1.      Menetapkan sistem peminjaman dan pengembalian koleksi bahan pustaka yang sesuai.
2.      Menetapkan macam dan ukuran format kartu-kartu yang digunakan.
3.      Menetapkan pedoman prosedur pencatatan dalam peminjaman dan pengembalian.
4.      Menetapkan waktu, tata ruang dan tata tertib dalam peminjaman dan pengembalian
e     e. Pelayanan Referens
1.      Menjawab pertanyaan-pertanyaan pemakai yang berupa jenis pertanyaan referens
2.      Membantu pemakai dalam mempergunakan koleksi referens.
3.      Merencanakan sistem pelayanan referens yang akan disajikan kepada pemakai.
4.      Merangsang pemakai untuk menggunakan koleksi referens secara tepat guna dan tepat sasaran.
5.      Menyelenggarakan pameran perpustakaan
f. Pendidikan Pemakai
1.      Membuat perencanaan penyampaian bahan, metoda, teknik dan sasaran usaha bimbingan pemakai.
2.      Menetapkan tingakatan dan system penyampaian bimbingan yang sesuai.
3.      Menetapkan dan mengatur waktu pemberian bimbingan dan pendidikan kepada pemakai.
4.      Melaksanakan usaha pendidikan tersebut baik secara individual maupun secara klasikal.[13]
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas profesional perpustakaan dilakukan oleh pustakawan yang memenuhi syarat sebagai tenaga profesional. Tujuan utama dari tugas-tugas yang dilakukan adalah untuk mendayagunakan berbagai macam produk informasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh setiap pemustaka.

C.   Kinerja Layanan Perpustakaan
Kinerja adalah hasil kerja secara kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja juga merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan hasil strategis organisasi kepuasan konsumen  dan memberikan kontribusi pada ekonomi.[14]  Veithzal Rivai dan Basri, menyatakan pengertian kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas-tugasnya.[15] Sedangkan Wirawan menyebutkan konsep kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam Bahasa Inggris adalah performance. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. [16]
Dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang atau kelompok orang dalam waktu tertentu sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakannya dalam upaya pencapaian tujuan dan prestasi kerja.
Kinerja layanan perpustakaan dapat dilihat dari layanan teknis dan layanan publik.
1.      Layanan Teknis
Layanan teknis  yaitu kegiatan kerja yang dilakukan untuk melaksanakan pelayanan informasi dalam program pelayanan teknis, yang terdiri atas kegiatan kerja pengadaan, inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi dan pemeliharaan koleksi.[17] Layanan teknis perpustakaan meliputi kegiatan:
a.       Pemilihan Koleksi/Seleksi
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengadakan seleksi/pemilihan bahan pustaka, antara lain:
1.    Pilihan disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pemakai perpustakaan dan tidak bertentangan dengan tujuan dan fungsi perpustakaan.
2.    Dipilih untuk para pemakai. Dihindari jangan sampai pemilihan terlalu dipengaruhi oleh selera pribadi pustakawan atau sekelompok orang saja.
3.   Membawa manfaat kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa baik yang bersifat informative, inspiratif maupun rekreatif.
4.   Bahan yang dipilih memenuhi syarat/kualitas pustaka yang baik, antara liai otoritas pengarang, reputasi pengarang, penerbit, daftar isi, penyajian, susunan karangan, edisi, fisik buku dan lain-lain.[18]
b.      Pengadaan Koleksi
Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu bidang kegiatan perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan semua jenis koleksi bahan pustaka.[19] Usaha pengadaan koleksi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,yaitu: pembelian, tukar menukar dan hadiah.
1.    Pembelian, pemesanan langsung dapat dilakukan ke toko buku atau memesan ke penerbit.[20]
2.    Tukar Menukar, bahan pustaka tertentu tidak dapat dibeli di toko buku, tetapi hanya dapat diperoleh melalui pertukaran. Cara tukar menukar bahan pustaka dapat ditempuh dengan cara berikut:
a.       Menyusun daftar bahan pustaka duplikasi atau yang sudah tidak diperlukan lagi sebagai penawaran.
b.      Mengirimkan penawaran kepada perpustakaan-perpustakaan yang dinilai mempunyai koleksi yang sesuai dengan bahan pustaka.
c.       Jika dapat diterima, mengirimkan jawaban persetujuan bahwa tukar menukar dapat dilaksanakan.
d.      Setelah menerima bahan pertukaran, masing masing perpustakaan mengolahnya sesuai dengan prosedur penerimaan dan inventarisasi.[21]
3.      Hadiah, hadiah dapat diperoleh dari departemen/instansi pemerintah atau swasta, perseorangan, sebagai kenang-kenangan, tanda terimakasih dan lain-lain.[22]
c.       Inventarisasi
Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat koleksi bahan pustaka sebagai bukti bahwa koleksi tersebut menjadi milik perpustakaan yang bersangkutan. Untuk pelaksanaan kegiatan ini digunakan beberapa perlengkapan , ialah buku inventaris, cap inventaris dan cap perpustakaan.[23] Cara kerja inventarisasi meliputi kegiatan:
1.      Pemeriksaan, pemeriksaan bahan pustaka dapat dimulai dari memeriksa kondisi bentuk fisiknya apakah baik atau cacat, kesesuaian antara jumlah judul dan eksemplar yang dipesan dengan yang diterima, serta kelengkapan isinya apakah ada halaman yang kosong dan apakah kualitas pencetakannya sudah sesuai
2.      Pengelompokkan, pengelompokkan dilakukan dengan mengelompokkan bahan pustaka yang telah diperiksa tadi ke dalam bidang-bidang umum, misalnya dikelompokkan berdasarkan judul.
3.      Pengecapan, pengecapan stempel kepemilikan dan stempel inventaris dilakukan atas bahan pustaka yang dikelompokkan tadi, pada halaman atau bagian tertentu dari bahan pustaka tersebut. Pada umumnya, minimal tiga cap kepemilikan dibubuhkan pada setiap bahan pustaka. Misalnya pada halaman judul, halaman tertentu di tengah-tengah (contohnya dicap di halaman 17 atau 27 pada bahan pustaka), dan halaman terakhir. Sedangkan, satu cap inventaris dibubuhkan pada setiap halaman judul
4.      Pencatatan, semua bahan pustaka yang masuk ke perpustakaan atau yang telah diputuskan menjadi milik perpustakaan harus dicatat pada buku, baik itu buku induk atau langsung dicatat di komputer. Pencatatan ini dapat dipisahkan menurut jenis bahan informasinya. Sebagai contoh, inventaris buku paket, buku fiksi/non fiksi, majalah, CD, referensi, jurnal, peta/atlas, dan sebagainya. Informasi-informasi pada bahan pustaka yang harus dicatat pada buku induk atau komputer minimal terdiri dari nomor urut, tanggal pencatatan, nomor inventaris, asal bahan pustaka, pengarang, judul, impresum, dan keterangan tambahan.[24]

d.     Klasifikasi/Penomoran,
Klasifikasi adalah kegiatan mengelompokkan koleksi bahan pustaka dengan memberikan notasi (kode-kode klasifikasi) sesuai dengan system tertentu.[25]
Sistem klasifikasi yang umum digunakan adalah Decimal Dewey Classification (DDC). Sistem ini mengelompokkan bahan pustaka berdasarkan subyek dengan notasi angka persepuluhan. Pengelompokkan pertama disebut kelas utama dengan 10 kelompok (000-900). Kemudian, masing-masing kelompok pada kelas utama ini dibagi lagi menjadi subyek yang lebih kecil yang disebut divisi (000-990). Dari subyek yang kecil ini, dibagi lagi menjadi subyek yang lebih kecil yang disebut subdivisi (000-999).[26]
e.       Pelabelan dan Penyampulan
Pelabelan adalah kegiatan pemasangan kelengkapan bahan pustaka sebagai identitas buku seperti label buku, dan lembaran tanggal kembali. Dengan demikian sebelum label ditempelkan pada punggung buku, terlebih dahulu diisi dengan nomor penempatan buku yang memuat keterangan nomor kelas, tiga huruf nama pengarang utama dan satu huruf pertama judul. Label tersebut kemudian ditempelkan pada punggung buku kira-kira 2,5 cm dari bawah dalam posisi buku berdiri. Sedangkan lembaran berguna untuk mengetahui tanggal berapa buku tersebut akan dikembalikan ke perpustakaan. Di samping itu, ada kegiatan lain yang harus dilakukan yakni penyampulan buku. Hal ini dilakukan agar buku terlihat bersih dan rapi.[27]

f.       Katalogisasi
Katalogisasi merupakan proses mengkatalog bahan pustaka.  Katalog adalah daftar informasi pustaka atau dokumen yang ada di perpustakaan atau toko buku maupun penerbit tertentu.[28] Katalog adalah daftar atau  susunan data, baik secara manual maupun elektronis mengenai buku-buku atau bahan pustaka lainnya yang dimiliki oleh perpustakaan. Katalog perpustakaan terbagi atas katalog buku, katalog berkas (katalog berupa kumpulan kertas), katalog kartu (katalog berukuran 7,5 cm x 12,5 cm, yang dijajarkan dalam laci katalog), katalog komputer/OPAC (katalog yang terbacakan computer). Katalog dibentuk menurut aturan tertentu yaitu berpedoman pada AACR2 (Anglo American Cataloguing Rules Second Edition).[29] Cara kerja katalogisasi yaitu:
1.      Menentukan tajuk entri utama (main entry) 
2.      Menyusun  deskripsi bibliografis/deskripsi fisik, terdiri atas judul, penanggung jawab, keterangan edisi, impresium (tempat terbit, penerbit, tahun terbit), keterangan seri, catatan, ISBN.
3.      Membuat jejakan (khusus katalog bentuk kartu).
4.      Pencantuman nomor panggil buku.[30]

g.      Shelving/Menyusun Bahan Pustaka
Bahan pustaka yang sudah selesai diolah dan siap dipakai dapat disusun pada rak-rak buku, rak majalah, rak kamus, rak atlas, atau rak surat kabar dan lain sebagainya. Penyusunan buku dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1.      Buku disusun menurut urutan nomor kelas mulai dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar.
2.      Disusun menurut alfabetis, 3 huruf pertama nama pengarang dan satu huruf pertama dari judul.
3.      Dimulai dari kiri kekanan.[31]
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa layanan teknis perpustakaan merupakan kegiatan perpustakaan dalam menyediakan, mengolah dan menyusun bahan pustaka agar dapat disajikan kepada pemustaka sehingga bahan pustaka tersebut dapat bermanfaat bagi mereka. Pengadaan bahan pustaka meliputi kegiatan seleksi bahan pustaka, pengadaan (diperoleh melalui pemesanan/pembelian, tukar menukar dan hadiah), penerimaan koleksi dan pemberian stempel. Melalui kegiatan pengadaan bahan pustaka tersebut, perpustakaan berusaha menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan baik itu koleksi seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur dan koleksi non cetak seperti kaset, audio visual, mikrofilm, mikrofis, piringan hitam, video kaset, CD ROM dan lain lain. Kegiatan pengolahan terdiri dari kegiatan inventarisasi, klasifikasi, pelabelann, katalogisasi dan shelving (penyusunan buku ke rak koleksi).
Beberapa ketrampilan kerja yang harus dimiliki dalam pelayanan teknis adalah sebagai berikut:
1.      Mampu mengidentifikasi, menggali dan mengevaluasi kebutuhan pemustaka (pengadaan berorientasi pada kebutuhan pemustaka).
2.      Mampu melakukan klasifikasi, katalogisasi, pengindeksan maupun shelving bahan pustaka sesuai dengan aturan dan pedoman yang telah ditetapkan.
3.      Mampu beradaptasi dengan Teknologi Informasi (TI). Di era digital, pengadaan koleksi tidak lagi hanya terbatas pada koleksi dalam bentuk tercetak tetapi juga koleksi dalam bentuk elektronik yang hanya dapat di akses secara online seperti database jurnal dan koleksi buku online.
4.      Mampu menjalin kemitraan antar perpustakaan. Tujuan kemitraan adalah agar memperoleh informasi dari perpustakaan lain. Hal ini dilakukan karena tidak mungkin suatu perpustakaan akan memenuhi seluruh kebutuhan informasi pemustaka selain dengan cara kerja sama.
5.      Memiliki ketrampilan bahasa asing, karena koleksi atau informasi yang tersedia tidak hanya ada dalam satu bahasa saja. Ketrampilan bahasa asing juga dapat mempermudah hubungan international.[32]

2.      Layanan Publik
Layanan publik perpustakaan merupakan akti­­fitas  perpustakaan  dalam memberikan  jasa layanan kepada peng­gu­na perpustakaan, khususnya kepada anggota perpustakaannya.[33] Layanan publik merupakan media penting bagi para pengelola perpustakaan untuk memberikan kemudahan pemustaka dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. Jumlah  jenis atau macam layanan publik perpustakaan  yang dapat  diberikan kepada pemustaka sesungguh­nya  cukup banyak, tetapi layanan publik yang umum dilaksanakan di perpustakaan adalah layanan sirkulasi dan referensi.

1.      Pelayanan Sirkulasi
Pelayanan peminjaman atau sirkulasi adalah kegiatan dalam memberikan pelayanan peminjaman kepada para peminjam bahan-bahan pustaka di perpustakaan.[34] Sirkulasi koleksi berupa kegiatan pelayanan pencatatan dalam pemanfaatan dan penggunaan koleksi bahan pustaka dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pemakai.
2.      Pelayanan Referensi
Pelayanan referensi merupakan satu sisi dari pelayanan perpustakaan. Aktifitasnya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan kesatuan dari pelayanan perpustakaan secara keseluruhan.[35] Pelayanan referensi merupakan pelayanan perpustakaan yang dapat memberikan penjelasan informasi dalam hal tertentu. Dalam pelayanan ini terdiri dari kegiatan pelayanan informasi dan bimbingan.
Dapat disimpulkan bahwa layanan publik merupakan ujung tombak dari kegiatan layanan perpustakaan,  dimana pihak perpustakaan memberi keleluasaan kepada pemustaka untuk mengakses informasi yang tersedia sehingga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Beberapa ketrampilan kerja yang harus dimiliki dalam pelayanan publik adalah sebagai berikut:
1.      Mampu melakukan temu kembali informasi secara cepat dan tepat.
2.      Mampu memberi peminjaman dokumen yang tepat waktu dan tepat guna.
3.      Mampu memberikan jawaban kepada setiap permintaan dalam waktu relatif singkat dengan benar (responsive).
4.      Memiliki pengetahuan mengenai sumber-sumber informasi.
5.      Dapat memperkenalkan bagaimana cara memanfaatkan perpustakaan kepada pemustaka.
6.      Mampu membimbing pemakai dalam memilih bacaan yang tepat.
7.      Memiliki kemampuan berkomunikasi sehinga dapat dengan mudah mengidentifikasi keperluan pengguna informasi,
8.      Mampu menjamin kerahasian bahan pustaka yang dipinjam.
9.      Menanamkan sikap luhur, seperti ramah, jujur, sopan dan bersahabat.[36]


DAFTAR PUSTAKA


Abdur Rahman Saleh dan Janti G. Sujana, Pengantar Kepustakaan, Jakarta: Sagung Seto, 2009.

Arief Furqan,  Buku Pedoman Perpustakaan Dinas Departeman Agama R. I, Jakarta: Departemen Agama R. I, 2007.

Arifuddin, Tugas Non-professional Perpustakaan, http://www.pemustaka.com/kategori/artikel-perpustakaan/page/30, diakses 20 oktober 2013.

Ariful, Sumber Daya Perpustakaan, Jakarta: Sagung Seto, 1994.

Ante Drajat, Buku Pedoman Perpustakaan , Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005.

Blasius Sudarsono, Pustakawan Cinta dan Teknologi, Jakarta:ISIPII, 2009.

Blasius Sudarsono, Pustakawan Sebagai Tenaga Profesional Dan Jabatan Fungsional Pustakawan, http://www.pdii.lipi.go.id/baca/index.php/baca/article/viewFile/14/13, diakses 2 Mei 2014

Dian Wulandari, Ketrampilan Dalam Layanan Teknis http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=2, diakses 28 November 2013.

Dody A. Tisna Amidjaja, Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979.

Fathmi, Pedoman Teknis Layanan Perpustakaan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003.

Kartika, Klasifikasi dan Katalogisasi,
http://kartika-s-n fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37859-hardskill%20-KLASIFIKASI%20DAN%20KATALOGISASI%20.html, diakses 21 oktober 2013.

Larasrati Milburga,dkk., Membina Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: KANISIUS, 1986.


Muarifah, Tenaga Kerja Perpustakaan Umum, Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia, 2007.

Pawit M. Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Kencana, 2005.

Saldinah, Dien, Katalogisasi Sebuah Pengantar, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987.

Syihabuddin Qalyubi, dkk., Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007.

Veithzal Rivai, Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
                                                        
Wibowo, Manajemen Kerja, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori Aplikasi dan Penelitian, Jakarta: Salemba Empat, 2009.

Yuyu Yulia, dkk., Pengadaan Bahan Pustaka, Jakarta: Universitas Terbuka, 1993.





[1] Blasius Sudarsono, Pustakawan Cinta dan Teknologi, (Jakarta:ISIPII, 2009), hlm. 258.

[2] Muarifah, Tenaga Kerja Perpustakaan Umum, (Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia, 2007), hlm. 4.


[3]Arifuddin, Tugas Non-professional Perpustakaan, http://www.pemustaka.com/kategori/artikel-perpustakaan/page/30, (diakses 20 oktober 2013)

[4] Ariful, Sumber Daya Perpustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 1994), hlm. 15.

[5] Dody A. Tisna Amidjaja, Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979), hlm. 20.

[6] Ibid, hlm. 21.

[7] Ibid, hlm. 22.

[8] Ibid, hlm. 22.

[9] Ibid, hlm. 23.
[10] Blasius Sudarsono, Pustakawan Sebagai Tenaga Profesional Dan Jabatan Fungsional Pustakawan, http://www.pdii.lipi.go.id/baca/index.php/baca/article/viewFile/14/13, (diakses 2 Mei 2014)

[11] Dody A. Tisna Amidjaja, Pedoman…, hlm. 16

[12] Ibid, hlm. 16-17

[13] Ibid, hlm. 18-19.

[14]Wibowo, Manajemen Kerja,  (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 7.

[15]Veithzal Rivai, Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 14.

[16]Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hlm. 5.

[17] Ante Drajat, Buku Pedoman Perpustakaan , (Yogyakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), hlm. 4.

[18] Larasati Milburga,dkk., Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: KANISIUS, 1986), hlm. 73-75.

[19] Yuyu Yulia, dkk., Pengadaan Bahan Pustaka, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), hlm. i.

[20] Larasati Milburga, Membina…,  hlm. 75-76.

[21] Syihabuddin Qalyubi, dkk., Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, 2007), hlm. 94-95.

[22] Larasrati Milburga, Membina…, hlm. 76.

[23] Ibid, hlm. 77-78.

[24] Pawit M. Yusuf,  Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. (Jakarta: Kencana, 2005), hlm.27.

[25] Dody A. Tisna Amidjaja, Pedoman…, hlm. 16.

                                                [26]Kartika, Klasifikasi dan Katalogisasi,
http://kartika-s-n fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-37859-hardskill%20-KLASIFIKASI%20DAN%20KATALOGISASI%20.html,(diakses 21 oktober 2013)


[28] Abdur Rahman Saleh dan Janti G. Sujana, Pengantar Kepustakaan, (Jakarta: Sagung Seto, 2009), hlm. 55.

[29] Saldinah, Dien, Katalogisasi Sebuah Pengantar, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987), hlm. 128.

[30] Ibid, hlm.129.

[31] Listariono, Katalogisasi…, diakses 21 oktober 2013.

[32] Dian Wulandari, Ketrampilan Dalam Layanan Teknis http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=2, (diakses 28 November 2013)

[33] Arief Furqan,  Buku Pedoman Perpustakaan Dinas Departeman Agama R. I, (Jakarta: Departemen Agama R. I, 2007), hlm. 120.

[34]Ibid, hlm. 123.


[35]Ibid,  hlm. 123.

[36] Fathmi, Pedoman Teknis Layanan Perpustakaan, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003), hlm. 45.
 

Sri Andayani Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea