Minggu, 04 Juni 2017

Atmosfer International Conference of Asian Special Libraries (ICoASL 2017) -Asian Chapter di Kota Yogyakarta

Diposting oleh Sri Andayani di 6/04/2017 08:47:00 AM


Atmosfer International Conference of Asian Special Libraries (ICoASL 2017) -Asian Chapter di Kota Yogyakarta

Submit Paper
Hello Juni, 

Lama ni ga nulis di blog, saking lamanya ruang pribadi ini udah dipenuhi sarang laba-laba. Duh kemoceng mana ya? Hehe

Alibi saja sih, sebenarnya emang bukan penulis yang produktif, saya cenderung menjadi penikmat coretan tangan dingin orang lain. Yups, buku saja yang dikumpulin tapi ga pernah menghasilkan karya sendiri, hiks. Niat hati sih jadi penulis hahaha, terkesan berlebihan, but itu salah satu dari 100 mimpi yang ingin saya wujudkan. Moga kesampaian, Aamiin. Terimakasih bagi pembaca yang bantu amini do’a saya., semoga masuk syurga. :D 

Bebebapa kali saya sempat menulis disini, tapi sebagian tulisan sudah saya hapus karna setelah saya baca ulang isi tulisannya ga banget, alias alay. Isi ne curhatan, galau galauan, aishh sudah bukan masanya lagi. Biarlah alay menjadi emas hanya pada zamanya wkwk.

Haduuh, ngobrolnya kok panjang lebar gini ya?

Oke brader and sista,,,,

Disini kehadiran saya tidak lain tidak bukan, hanya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman manis yang saya dapatkan saat mengikuti ajang bergengsi bidang perpustakaan yang digadangkan dengan sebutan ICoASL 2017 (5th International Conference of Asian Special Libraries) Chapter Asia.
 
Perhelatan akbar itu digelar untuk kelima kalinya. Dan, Alhamdulillah event yang saya tunggu-tunggu ini diadakan di Indonesia, tepatnya kota Yogyakarta. Dikandang sendiri pula (*read, kampus UIN Sunan Kalijaga). Ga harus merogoh kocek yang besar buat keluar negri atau bertandang ke kota lain, yaa walaopun dana pendaftarannya juga bikin kantong kering sih untuk ukuran mahasiswa. Nominalnya ga perlu disebutin deh pembaca. Penuh pertimbangan! Tpi kesempatan ini ga datang dua kali, pikir saya. *Cuus, daftar.!

Awalnya ga yakin bisa ikut ajang tersebut, tapi berkat dorongan dari salah satu dosen hits di Jurusan Ilmu Perpustakaan yang tidak hentinya menyemangati, saya dan seorang teman mantap ambil bagian di ICoASL 2017 dengan mendaftarkan paper sederhana kami. Beliau yang juga merupakan Kepala Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga tersebut, rajin banget nagih sebelum kita submit paper, “saya tunggu ya emailnya, poko e saya pantengi terus”, gitu pukasnya. *Semangat yang beliau tularkan sangat luar biasa.

Tralalaaa, paper yang telah kami kirimkan diterima, dengan syarat revisi so pasti. *Alhamdulillah.

Opening ICoASL 2017

ICoASL 2017 dilakukan selama 3 hari yaitu pada tanggal 10-12 Mei 2017. Momen yang sudah berlalu, tapi spiritnya masih saya rasakan hingga detik ini dan kedepannya. 

Sama halnya dengan event –event lain, pada hari pertama, sebelum memasuki ruangan, kita diwajibkan untuk melakukan registrasi terlebih dahulu pada tempat yang telah disediakan.
Begitu memasuki ruang gedung CeHa a.k.a Convention Hall UIN Sunan Kalijaga, atmosfer mulai terasa berbeda, gimana enggak pembaca,, agenda tahunan ini dihadiri oleh 15 negara dengan jumlah 200 orang partisipan. Pihak penyelenggara kegiatan juga mendatangkan Mrs. Emma Davidson sebagai salah satu Keynote Speaker di ICoASL 2017. Emma sendiri, saat ini menjabat sebagai Cabinet Chair-Special Library Association-USA. 

Sunguh international bukan! *Hawa keminggris poko e sodara-sodara.

Well, opening ceremony dipandu oleh Akyasa Adiba yang dimulai dengan suguhan art performance dari Bibliodance, Almizan serta menyanyikan lagu kebangsaan dan Mars UIN Sunan Kalijaga oleh Gita Savana yang diikuti semua peserta. 

Selanjutnya, opening remark disampaikan oleh Labibah Zain sebagai President Elect of SLA Chapter-Local Chair, Rektor UIN Sunan Kalijaga yang diwakilkan, Kepala Perpustakaan Nasional RI yang juga diwakilkan serta Debal C. Kar selaku President of SLA Chapter. Usai pidato sambutan yang diberikan oleh para pembicara tersebut, acara terus berjalan dengan selingan art performance oleh Gita Savana, Almizan dan Teater Eska yang berusaha memberikan performa terbaik mereka dalam rangka menyukseskan pembukaan ICoASL 2017.

Menjelang siang, Emma Davidson selaku Keynote Speaker menberikan speech-nya selama 15 menit, kemudian dilanjutkan oleh Bayu Aryo yang mewakili pemerintah Kota Yogyakarta. Ia menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta sekaligus membuka secara resmi konferensi international tersebut. Konferensi tingkat Asia tahun kelima itu mengusung tema: Preserving The Cultural Heritage Through Libraries in The Digital Age.
 
Sesi opening berakhir dengan pembacaan puisi oleh Aly D Musyrifa. Cukup bikin merinding, beginilah petikan lirik puisi yang sedikit saya ingat:

“Like a walking stick for the blind,
 hands of librarian are your guide when you are in the middle of jungle.   They offer you a menu of knowledge, because they want to save your life from disaster of ignorance”(Hands of Librarian)
Opening ICoASL 2017 dikampus UIN Sunan Kalijaga berlangsung lancar, hangat dan mengesankan.
Setelah opening, dilanjutkan kegiatan diskusi antara invited speaker dengan seluruh peserta yang dilakukan after coffee break. Invited speaker terdiri dari 3 orang, diantaranya Ms. Anne Rosette dari Perpustakaan Nasional Filliphina, Reinhard Feldman dari Munster University, Jerman dan Patricia Enggel dari European Reseach Center yang diganti oleh speaker lain karena berhalangan hadir. Ketiga speaker, berbicara tentang preservasi di era digital. Pada kesempatan tersebut, diadakan sesi tanya jawab antara partisipan dan pemateri sehingga  ruang diskusi menjadi lebih hidup dan mencair.

Parallel Session
Setelah diskusi umum yang diisi oleh para invited speaker selesai, ICoASL 2017 pun memasukui babak kegiatan inti yaitu parallel session. Kegiatan ini mewajibkan para partisipan untuk mempresentasikan paper yang secara resmi telah diterima oleh pihak reviewer dari ICoASL 2017. 
 
Parralel session berlangsung selama dua hari dengan 18 sesi, yang memakai tiga tempat yakni Convention Hall lantai 1, Pusat Administrasi Umum lantai 1 dan 2. Parralel session hari pertama terdiri dari 9 sesi yang dimulai dari jam 14.30 dan selesai pada jam 17. 45. Malam harinya, seluruh partisipan dihibur dengan Cultural Event dihalaman Convention Hall yang digawangi oleh mahasiswa Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga serta angkringan tradisional. *Amazing, malam itu  CH berasa kayak di alun-alun. 

ICoASL hari kedua, tidak jauh berbeda dengan hari pertama. Pagi harinya, diisi dengan diskusi umum oleh para invited speaker, diantaranya yaitu Haji Awang Suhaimi Abdul Karim dari Universit Brunei Darussalam, Revi Kuswara dari Indonesia Heritage dan Muhammad Machasin, seorang Profesor dari UIN Sunan Kalijaga.

Siang hari, dilanjutkan kembali dengan parallel session dari sesi 10 sampai 18. Kebetulan, saya dan rekan saya mendapat jadwal sebagai presenter pada sesi 12 diruang PAU lantai 2. Parallel session yang dimoderatori oleh Joseph M. Yap tersebut berjalan dengan lancar. Alhamdulillah.

Parallel session usai, para partisipanpun diikutsertakan dalam Library Tour ke Perpustakaan Grahatama. Konon katanya, perpustakaaan ini merupakan perpustakaan umum terbesar di Asia Tenggara. Semua peserta terlihat antusias saat berkeliling didalam perpustakaan. Yaa, menurutku perpustakaan ini memang salah satu yang recomended untuk dikunjungi saat berada di Yogyakarta.

Agenda terakhir di hari kedua ICoASL 2017 adalah Gala Dinner yang disertai dengan pengumuman poster terbaik dan 3 Best Paper dari partisipan sekaligus penutupan kegiatan yang sudah berlangsung selama dua hari penuh. Agenda malam hari itu, juga bertempat di Perpustakaan Grahatama.

Here we goo, berikut penampakan ICoASL 2017 yang terbidik lensa kamera. Cekidoot,,,
   


Opening ICoASL 2017, at Convention Hall UIN Suka
Bersama Emma Davidson, Keynote Speaker dari Cabinet Chair Of SLA-USA

                 Bersama Anne Rosette, Invited Speaker dari Perpustakaan Nasional Manila                                            
Beberapa Partisipan ICoASL 2017, PAU 2nd Floor

Parallel Session, sesi 12 di PAU 2nd Floor



Cultural Event

Library Tour at Grhatama
Bersama Ms. Labibah Zain, President Elect of SLA Chapter-Local Chair at Gala Dinner

Pemenang Poster dan 3 Paper Terbaik
Cultural Visit
Horaay, dua hari berkutat diruang konferensi yang melelahkan kini saat saatnya kita markilan *Mari kita jalan-jalan.
Tema jalan-jalan dari ICoASL 2017 adalah Cultural Visit. Tujuan cultural visit adalah untuk memperkenal warisan budaya Indonesia kepada seluruh partisipan, selain itu juga sebagai refreshing dari kegiatan ICoASL yang cukup padat selama dua hari sebelumnya.
Cultural Visit memiliki 3 opsi, destinasi peserta akan disesuaikan dengan pilihan pada saat pendaftaran. 3 tempat yang menjadi sasaran adalah: Keraton Palace Tour, Volcano Tour and Temple dan Beach.
Pembaca bisa nebak yang mana pilihan saya?, yuups benar! Pilihan saya adalah yang ketiga.
Candi yang menjadi tujuan adalah Prambanan. Di Prambanan kita didampingi oleh tour guide yang sangat piawai dalam menjelaskan tentang seluk beluk mengenai situs budaya kebanggaan warga Yogyakarta tersebut. Beranjak dari Prambanan, kita dibawa istirahat makan siang. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju pantai Parangtritis. Pantai selatan yang kerap disandingkan dengan kisah Nyi Roro Kidul itu, mempunyai pesona tersendiri dengan pasir hitamnya.*Subhanallah.

Berikut momen-momen yang terabadikan selama Cultural Visit:
                    


Candi Prambanan

Pantai Parangtritis

Menyenangkan bukan?,
Ada pertemuan, ada perpisahan. Parangtritis menjadi penutup kebersamaan ICoASL 2017. Momen ini yang membuat semua peserta jadi pada #baper pemirsa, gimana gaak,, lagi sayang-sayangnya malah sudah harus berpisah.  Selama 3 hari ICoASL saya menemukan teman baru yang asyik banget dari Fillifina yaitu, Joseph dan Donna serta Micho dari China. Sayang sekali, mereka harus balik segera ke negara masing-masing. *Huhu, so sad.
 
Beruntung kita masih bisa keep in touch sampai sekarang via WA, Facebook dan media sosial lainya. *Social Media is working welll.
ICoASL 2017 ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya, ini kali pertamanya saya ambil bagian dalam konferensi international yang cukup bergengsi tersebut. Teman, pengetahuan dan pengalaman baru, completely I got. *Fellin grateful!
Tidak ada hal yang saya dapatkan dari ICoASL 2017, kecuali energi positif. Ajang tersebut saya jadikan sebagai pijakan dan spirit untuk terus berkarya dan lebih baik lagi. *Jujur, saya ketagihan untuk mengikuti konferensi bidang perpustakaan ini ditahun-tahun berikutnya.

Sampai jumpa ICoASL 2018!
Oke pembaca yang budiman, sampai disini dulu yaa, sampai jumpa ditulisan berikutnya. See you when I see you..




















1 komentar:

 

Sri Andayani Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea